Dibayar Ayam dan Sayur, Tapi Tetap Mengabdi – Plt Kadisdikbud Kaltim Cerita Pentingnya Peka Budaya dalam Edukasi Kesehatan
- Noviandy
- 02-06-2025
- Dibaca: 14 Kali
Samarinda — Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur, Rahmat Ramadhan, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Local Leadership Summit 2025 yang digelar oleh CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Minggu, 1 Juni 2025. Acara ini bertujuan membentuk kepemimpinan muda dalam bidang kesehatan dengan pendekatan sosial dan budaya yang kuat.
Dalam pemaparannya, Rahmat Ramadhan menekankan bahwa edukasi kesehatan tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan medis atau teknis. Aspek sosial dan budaya masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan edukasi tersebut.
“Saya tidak tahu, mungkin karena body mereka lebih kuat dari kita yang biasa bersih-bersih, ya… Tapi konteks sosial dan budaya sangat memengaruhi cara masyarakat menerima, memahami, dan merespons informasi kesehatan. Ini yang teman-teman harus sikapi di kemudian hari,” ungkapnya.
Rahmat memberikan contoh nyata dari pengalaman masa kecilnya di kawasan Air Putih, Samarinda. Ia mengisahkan bagaimana dokter lokal seperti dr. Ellen menerima pembayaran jasa medis bukan dalam bentuk uang, melainkan ayam, sayuran, atau hasil kebun. “Saya ingat betul, masyarakat di sana membayar dokter Ellen dengan ayam atau sayuran. Dan beliau tidak mempermasalahkan itu karena memahami kondisi sosial masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyinggung tantangan gender dan ketimpangan sosial yang masih dihadapi di daerah-daerah. “Kadang perempuan dianggap tidak perlu sekolah tinggi, apalagi kalau lebih pintar dari laki-laki. Ini sering terjadi. Nanti kalau adik-adik ditugaskan ke daerah seperti ini, harus siap mental. Jangan sampai malah menyerah atau menangis karena tekanan,” jelas Rahmat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, memaparkan materi tentang Transformasi Sistem Kesehatan Nasional dengan fokus pada layanan primer, sebagai bagian dari enam pilar transformasi Kementerian Kesehatan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi mewujudkan masyarakat sehat secara berkelanjutan.
Acara yang berlangsung di ruang pertemuan Fakultas Kedokteran Unmul ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan. Para peserta diajak memahami bahwa pemimpin di bidang kesehatan tidak hanya butuh pengetahuan klinis, tetapi juga kepekaan terhadap realitas sosial dan budaya masyarakat. (Paul/DisdikbudKaltim)