SMKN 6 Berau Raih Juara dalam Kompetisi Inovasi Daerah

  • Harum Saudia
  • 21-08-2023
  • Dibaca: 430 Kali

TANJUNG REDEB,- UPACARA peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia berjalan tanpa kendala di Lapangan Pemuda, Tanjung Redeb. Selepas upacara, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas bersama Wakil Bupati Gamalis mengumumkan pemenang Kompetisi Inovasi Daerah Kabupaten Berau 2023. Juara untuk kategori perguruan tinggi dan sekolah menengah adalah SMK 6 Berau.

Kamis, 17 Agustus 2023, Bupati menyerahkan penghargaan juara secara simbolis. SMK 6 Berau meraih nilai tertinggi berdasarkan penilaian lima juri. Sekolah bekerja sama dengan PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengusung teknologi agens hayati dalam kompetisi inovasi.

Teknologi agens hayati merupakan pemanfaatan organisme yang bisa menggantikan pestida, insektisida, maupun pupuk dari bahan kimia. Laboratorium SMK 6 berhasil mengembangkan mikroba menjadi bahan organik. Pengembangan teknologi pertama dan satu-satunya di Berau itu didukung penuh oleh BUMA.

Ardiansyah adalah guru sekaligus tim laboratorium SMK 6 yang terlibat dalam pengembangan agens hayati. Dimulai pada 2022, penelitian yang didukung penuh oleh BUMA ini mendatangkan dosen dari Universitas Brawijaya, Malang, Fery Abdul Choliq.

Pakar mikroba itu kemudian membimbing pengembangan pupuk organik di SMK 6 selama beberapa bulan. Infrastruktur untuk pengembangan tekonologi seperti laboratorium dibangun dan bahan baku juga disiapkan.

Bahan baku pupuk organik, bio-insektisida, dan bio-pestisida adalah mikroba bernama isolat. Mikroba tersebut diperoleh dari lahan pertanian di Kampung Merancang, Kecamatan Gunung Tabur, dan telah diteliti di Malang. Sementara itu, bahan baku yang lain diperoleh dari ekstrak kedelai sebagai bahan campuran pupuk organik dan bio-pestisida.

Sebanyak empat siswa SMK 6 terlibat di laboratorium agenshayati. Setelah berbagai uji coba, mereka memperoleh komposisi yang sempurna. Dari setiap 3 kilogram kedelai yang menghasilkan 8–10 liter ekstrak kedelai, diperoleh 100 liter pupuk organik cair.

Pupuk tersebut kemudian diuji di berbagai tanaman hortikultura. Hasilnya memuaskan. Pupuk mampu memacu pertumbuhan buah naga, terung, dan sayuran.

“Penelitian kami menghasilkan lima merek pupuk dan pestisida organik. Empat produk cair dan satu produk padat,” terang Ardiansyah.

Produk-produk tersebut adalah Accelerator, Bio Best, Bio 6rowth, Bisa, dan Subur, yang merupakan pupuk organik, bio-insektisida, dan bio-pestisida.

Produk-produk tersebut kemudian dikenalkan kepada para petani di Gunung Tabur. Keunggulan produk buatan SMK 6 tersebut yaitu lebih murah. Selain itu, bahannya alami sehingga bebas dari zat-zat kimia yang berbahaya.

Produk yang paling diminati petani adalah Bio 6rowth yang dikembangkan dari Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Pupuk organik tersebut dijual Rp 15.000 per liter tanpa kemasan atau Rp 35.000 dengan kemasan.

Keberhasilan membuat produk dari teknologi agens hayatimembuat sekolah ingin mengembangkannya. Siswa yang terlibat di laboratorium akan diperbanyak. Jika sebelumnya hanya empat orang, Ardiansyah mengatakan, segera ditambah menjadi puluhan.

“Selanjutnya, empat siswa dari setiap kelas dilibatkan di laboratorium. Produksi bisa ditingkatkan,” sambungnya.

Kepala SMK 6 Berau, Johny Molantong, menambahkan, inovasi ini merupakan solusi bagi banyak petani di Berau. Ketika harga pupuk cukup tinggi, pupuk organik hasil teknologi agens hayati membawa angin segar. Ia berharap, produk-produk SMK 6 tersebut dapat disosialisasikan lebih luas kepada para petani di Berau.

“Kami juga tetap memerlukan bantuan dari pemerintah, BUMA, maupun pihak swasta yang lain. Kami perlu membangun infrastrukturnya supaya produksi bisa ditingkatkan,” jelas kepala sekolah.

Johny mengucapkan terima kasih kepada BUMA yang sudah memberikan perhatian luar biasa. Ia berharap, perusahaan lain di Berau bisa mengikuti jejak BUMA. Dengan demikian, inovasi baru yang lainnya bisa bermunculan sehingga membawa kemajuan di Berau.

Mewakili perusahaan, Business Support Manager BUMA, SG Rajagukguk, menjelaskan bahwa dukungan perusahaan terhadap pengembangan teknologi agens hayati tak berhenti di situ. BUMA ikut mendirikan laboratorium agens hayati di sejumlah kampung di lingkar operasi perusahaan. Pembangunan delapan laboratorium tersebut juga bekerja sama dengan SMK 6. Sekolah terlibat dalam instalasi laboratorium kecil.

SG Rajagukguk berharap, laboratorium di kampung-kampung itu mampu menghasilkan produk dari teknologi agens hayati. Para petani di lingkar kerja perusahaan pun bisa lebih mudah memperoleh pupuk organik, bio-pestisida, dan bio-insektisidadengan harga terjangkau.

“Program ini banyak faedahnya. Manfaat di hulu, SMK 6 mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena menguasai teknologi agens hayati. Sementara manfaat di hilir, pupuk yang terjangkau dapat mendorong meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mewujudkan pertanian berkelanjutan di Berau,” sambungnya.

BUMA mengucapkan selamat atas keberhasilan SMK 6 meraih juara dalam Kompetisi Inovasi Daerah Kabupaten Berau 2023. SG Rajagukguk memastikan, peran BUMA dalam pengembangan teknologi agens hayati di SMK 6 hanya satu dari sekian upaya yang sudah dilakukan perusahaan.

Sebelumnya, kerja sama BUMA dan SMK 6 sudah terjalin panjang. Mulai peningkatan sumber daya manusia melalui program BUMA School hingga bedah perpustakaan. Semua itu merupakan bagian dari komitmen BUMA untuk kemajuan daerah. (*)

sumber: berauterkini.co.id