Kunjungan Kerja Mendikdasmen, Tinjau Revitalisasi dan Resmikan Sekolah Terpadu Samarinda

  • Adityawarman Nugroho
  • 30-09-2025
  • Dibaca: 21 Kali

Samarinda - Kunjungan kerja Mendikdasmen Abdul Mu'ti diawali dengan mengikuti Senam Anak Indonesia Hebat bersama pelajar Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas/Sederajat di GOR Segiri Samarinda, 30 September 2025. Dalam kesempatan tersebut Mendikdasmen menekankan pentingnya internalisasi dalam penerapan program tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di antaranya kebiasaan bangun pagi, beribadah, berolahraga, mengonsumsi makanan sehat bergizi, rajin belajar, aktif bersosialisasi, serta tidur lebih awal untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran siswa di seluruh Indonesia. (30/9)

Antusiasme siswa terlihat sejak pagi saat mereka mengikuti senam bersama Abdul Mu’ti dan Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

Setelah itu, rombongan Mentri didampingi oleh Wali Kota dan Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, Armin. langsung menuju ke Sekolah Terpadu Indonesia untuk melakukan peresmian terhadap sekolah tersebut.

Sekolah yang berlokasi di Loa Bakung, Sungai Kunjang itu menjadi pionir dengan menggabungkan tiga jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dalam satu kawasan.

Abdul Mu’ti mengapresiasi kepada Pemerintah Kota Samarinda yang telah menghadirkan  Sekolah Terpadu terintegrasi itu.

“Kurikulumnya menggunakan kurikulum  standar Internasional. Ini menunjukkan kesiapan sekolah untuk siap menghadapi perkembangan global,” kata Mu’ti.

Adapun jumlah siswa di Sekolah Terpadu Samarinda ini terdiri dari 225 siswa terdiri atas SD sebanyak 75 siswa, SMP sebanyak 75 siswa, dan SMA juga sebanyak 75 siswa.

Sedangkan nama tiga sekolah di satu Kawasan Sekolah Terpadu, masing-masing adalah SDN 028, SMPN 16, dan SMA Prestasi.

Setelah menuntaskan makan siang dan melakukan Sholat Dzuhur, rombongan Menteri didampingi oleh Plt. Kepala Disdikbud Prov. Kaltim melanjutkan kunjungan ke SMK Muhammadiyah 3 Samarinda dan SLB Mutiara Kasih. Fokusnya guna meninjau program revitalisasi sekolah.

Ia memaparkan bahwa pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran untuk 15.850 revitalisasi dan renovasi sekolah di seluruh Indonesia tahun ini. Jumlah itu naik lebih dari 30 persen dibanding alokasi awal yang hanya 10.440 sekolah.

“Program ini menjadi prioritas Presiden. Targetnya, dalam 3–5 tahun ke depan, fasilitas pendidikan yang tidak layak bisa diperbaiki,” ungkap Abdul Mu’ti.

Menurutnya, sarana dan prasarana yang representatif akan sangat menentukan kualitas pembelajaran. Karena itu, alokasi anggaran serupa juga akan digelontorkan tahun depan.

Kunjungan kerja ini ditutup dengan mengunjungi SD Fastabiqul Khairat, Jalan A. Wahab Syahranie, Samarinda.

Dalam kunjungan tersebut, Abdul Mu’ti meninjau fasilitas belajar dan berdialog langsung dengan siswa.

“Interaksi seperti ini penting. Anak-anak bukan hanya menghafal, tetapi mampu memahami, menganalisis, bahkan menciptakan sesuatu. Itulah yang kita sebut pembelajaran mendalam atau deep learning,” kata Abdul Mu’ti.

Menurutnya, arah pembangunan pendidikan ke depan harus menekankan kualitas, bukan sekadar kuantitas. Karena itu, ia mendorong agar semua sekolah mampu mengintegrasikan deep learning dalam kegiatan belajar mengajar.

(adit/tekkom) (foto: rizky, fauzi/tekkom)