SMK- Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri Samarinda Tanam 29 Ribu Pohon Cabai
- Noviandy
- 17-03-2024
- Dibaca: 405 Kali
Samarinda - Meroketnya harga cabai membuat SMK-Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Samarinda tertantang untuk membudidayakan tanaman cabai. Budidaya ini diharapkan mampu membantu menyeimbangkan harga cabai di pasaran dan mengurangi kelangkaan cabai.
“Total tanaman cabai hingga hari ini yang kami tanam mencapai 29 ribu cabai,” tutur Kepala SMK-SPP Negeri Samarinda Elis Susiana, saat diwawancara pada Jumat (15/03/2024).
Elis mengatakan 29 ribu cabai tersebut terdiri dari 11 ribu bibit cabai dengan 1.000 bibit besar dan 10 ribu bibit kecil, sisanya 18 ribu masih dalam penyemaian. Sehingga totalnya 29 ribu bibit tanaman cabai.
"Tahap pertama 1.000 bibit besar ini akan panen dalam 2 bulan. Selanjutnya, 10.000 bibit akan panen dalam 3 bulan," harap Elis.
Elis menjelaskan SMK-SPP Negeri Samarinda memiliki 58 siswa. Setiap siswa mengelola 498 tanaman cabai mulai dari merencanakan, menanam, panen sampai pemasaran. Cabai ini akan dipasarkan di Pasar Segiri, online, rekan-rekan dengan pengusaha cabai, karena cabai masih belum turun harganya .
Siswa kelas 12 Agribisnis Tanaman Pangan Holtikultira SMK-SPP Negeri Samarinda Muhammad Ghovur mengatakan semua siswa diajarkan menanam tanaman cabai dari pengelolaan lahan, merintis, dan membersihkan tanaman sebelumnya. Kemudian menggulung mulsa, mencacah bedengan, pemasukan pupuk dasar, pembuatan bedengan, dan penutupan dengan mulsa.
"Menanam sendiri sangat menyenangkan. Kita melihat sendiri tanaman tumbuh dengan baik, rasa lelah dirasa hilang," tutur Ghovur.
Guru produktif SMK-SPP Negeri Samarinda Kamila menerangkan langkah dalam menanam cabai pertama pembersihan lahan. Dalam langkah ini pembersihan lahan dari rumput. Selanjutnya, tahap kedua pengelolaan tanah dengan menggunakan mesin pengolah tanah jonder, handtraktor, dan kultivator.
"Setelah lahan bersih, tahap ketiga ialah pembuatan bedengan dengan lebar 1,2 meter dan panjangnya menyesuaikan. Tahap keempat, pengapuran dan pemberian pupuk organik," terang Kamila.
Tahap kelima, lanjutnya, pemasangan mulsa plastik perak penutup tanah untuk menghindari pertumbuhan gulma dan serangan hama penyakit. Keenam, pembuatan lubang mulsa dan lubang tanam. Ketujuh, penyiraman.
"Tahap kedelapan, penanaman dan pemasangan sungkup alat bantu untuk mengurangi cahaya terik matahari pada tanamam. Tahap kesembilan, pemeliharaan. Setalah 1 minggu tanaman diberikan pupuk npk (nitrogen pospot dan kalium) dengan cara dikocor dilarutkan di air," jelas Kamila.
Dia melanjutkan tahap kesepuluh yakni pengendalian hama diberikan dengan jeda waktu tertentu. Setiap minggu dilakukan pemupukan berkala. Tahap kesebelas, setelah 1 bulan tanam dilakukan pemasangan turus dan pengikatan batang tanaman ke turus untuk mencegah pohon rebah. Tanaman terus dirawat hingga berbuah dan siap panen. (Nop/DisdikbudKaltim)